Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2014

Energi Cinta

Melakukan hal-hal yang kamu sukai dalam hidup adalah sebuah kebahagiaan tak terkira, bukan begitu? Seperti saat ini, contohnya. Menarikan jari jemari diatas tuts keyboard sangatlah menyenangkan, menghilangkan beban, dan sedikit mengurai benang-benang kusut pemikiran yang berlalu lalang melintas tiap menitnya. Terlebih, jika tulisan yang dihasilkan banyak memberikan manfaat, itu sungguh kebahagiaan yang tak terkira.

Kisah #8 Definisi Ulang Persahabatan

Aku bukan penganut paham LDR (Long Distance Relationship), karena bagiku, Persahabatan tidak akan tahan lama tanpa pertemuan, komunikasi tatap wajah, dan saling berkunjungan. Aku tidak pernah terbiasa dengan segala perangkat elektronik yang memudahkan orang bercengkrama tanpa bersitatap, seringkali aku kesal dibuat media itu karena tidak tersampaikannya maksud dan tujuan yang hendak disampaikan. Satu-satunya media yang bisa aku tolerir hanyalah telepon. Itupun masih sangat menjengkelkan.

RAMADHAN, bulan Peradaban

Semoga, euforia dunia yang tengah dihadapi sekarang, tidak membuat kita lalai, ada Ramadhan yang menanti kerinduan kita. Tercatat dalam banyak kisah sejarah, bahwa kejadian-kejadian peradabn terjadi dibulan Ramadhan. Sebut saja, perang Badar Kubro. Perang pertama yang Allah kabarkan sebagai hari PEMBEDA. Pembeda antara al-haq dan al-bathil. Bahwa pasukan kaum muslimin dan pasukan kaum musyrikin jelas dipisahkan dengan pemisah yang abadi:KEIMANAN. Pada saat itu, pertolongan Allah dekat sekali. Bahkan Allah memerintahkan malaikatnya untuk ikut bertempur di barisan kaum muslimin. Bahkan Allah katakan dalam Al-Quran bahwa sesungguhnya Allah lah yang melempar. Allahlah yang menusukkan pedang. Allah tampakkan kekuatan lawan, agar keinginan untuk syahid semakin menggaung di hati orang-orang beriman.

Yahudi: Musuh Kita

Pernahkah membaca buku yang berjudul “Perang Armageddon”? Menelisik artikel tentang “the new world order”? Atau mengamati tentang arah “perang pemikiran” ini berkembang? Atau.. seringkali terbuai dengan angan-angan semu? Bahwa berdakwah hanya selesai dengan jalur damai, bahwa perubahan hanya terhenti saat adanya “sedikit perbaikan”, bahwa sejatinya, cukuplah amalan-amalan kecil kita menjadi alasan Allah memasukkan kita kedalam syurga... Ya, setidaknya, kita sudah melakukan sesuatu. Itu tidaklah hina. Hanya saja.. cukupkah sampai disana? Mengenai pengorbanan.. itulah yang akan membedakan iman kita dihadapanNya. Bukan dari banyaknya hal yang kita korbankan, bukan. Tapi dari NILAI pengorbanan itu.. apakah kita menjadi Abu Bakar yang mengorbankan seluruh hartanya dijalan Allah.. atau menjadi Usamah yang hanya memiliki pedang untuk menemaninya. itu sama mulia. Mengenai ini, saya jarang sekali menemukan teman yang satu pemikiran. Bahwa syahid benar-benar menjadi cita-cita nomor satunya

OTOKRITIK: Pudarnya Hijab Pasca Kampus

Aku merasa sudah saatnya angkat bicara, dan mengirimkan nasihat untuk orang-orang yang kusayangi. Ditengah sibuk-sibuknya menyusun skripsi, tiba-tiba seorang teman menghubungiku. “Ra.. prediksi kita benar.” Aku memang banyak bertukar pikiran dengan orang-orang disekitarku, mengenai hal yang terjadi. Karena itulah dengan mudah aku bisa mengambil langkah, apa yang harus kulakukan dengan kondisi itu. Jadi, ketika temanku ini menyampaikan kalimat ini, otakku bertanya-tanya. Ini tentang apa? “Tentang....?” tanyaku.